Di sebuah area perumahan yang dipenuhi orang dan kamera serta peralatan syuting lainnya, tampak seorang yeoja yang terduduk di sebuah kursi santai dengan lembaran tebal naskah yang harus dihapalnya. Raut muka yeoja itu tampak serius menghapal satu demi satu dialog yang harus diucapkannya untuk take berikutnya. Saking seriusnya, ia sampai tidak menyadari kedatangan seorang namja tampan yang menjadi lawan mainnya dalam daily drama kali ini.
“Yoona-ssi? Kau serius sekali menghapalnya. Tidak makan dulu?” tanya namja itu kepada yeoja yang baru berusia 17 tahun bernama Im Yoona. Yeoja itu mendongakkan kepalanya dan tersenyum mendapati lawan main yang sudah dianggapnya kakak itu telah berada di sampingnya.
“Ah, Jaejung oppa, mengagetkanku saja.” Balas Yoona sambil tersenyum kecil. Yeoja itu menggeser posisi duduknya untuk memberikan namja yang bernama Park Jaejung itu sedikit tempat. Jaejung balas tersenyum dan mendudukkan diri di samping Yoona.
“Pertanyaanku tadi belum kau jawab. Kau tidak makan dulu?” tanya Jaejung lagi.
“Ah, aku sudah makan Oppa, tenang saja. Oppa salah bertanya seperti itu. Seharusnya oppa bertanya sudah berapa kali aku makan, hahaha.” Jawab Yoona setengah bercanda. Jaejung ikut tertawa mendengar gurauan itu.
“Hahaha, bisa saja kau ini! Ya, sepertinya aku memang salah. Aku lupa kalau kau ini shiksin. Tapi aku heran, kenapa badanmu tetap saja kecil? Jangan-jangan ada naga di perutmu ya?” gurau Jaejung yang langsung mendapat pukulan pelan di bahunya.
“Ya! Bukan naga, oppa. Tapi monster. Puas?” balas Yoona sambil memajukan bibirnya yang justru membuatnya terlihat seperti anak kecil.
“Hahaha, kau ini lucu sekali seperti anak kecil. Pantas saja kau mendapat nickname Im choding.” Ujar Jaejung sambil mengacak pelan puncak kepala Yoona. Sementara itu, Yoona hanya diam dan tersenyum canggung. Dia memang sudah menganggap Jaejung sebagai kakak laki-lakinya, namun perlakuan namja itu sekarang tetap saja membuat debaran jantungnya melonjak tidak karuan.
“Oppa, berhenti mengacak rambutku! Nanti stylish lagi-lagi memarahiku gara-gara tatanan rambut hasil karyanya berantakan seperti ini.” Ujar Yoona sambil menyingkirkan tangan kekar namja itu dari kepalanya. “Lihat, sutradara sudah memanggil kita untuk take berikutnya. Ayo oppa!” lanjut Yoona sambil berdiri dan berjalan mendahului Jaejung ke arah sutradara yang sedang mengatur sudut kamera dan berbagai properti lainnya di jalanan kecil yang menjadi setting tempat kali ini.
“Baiklah, ayo!” tanggap Jaejung sambil mengikuti arah langkah Yoona. Begitulah, keduanya kembali tenggelam dalam kesibukan mereka di dunia peran. Kesibukan mereka baru selesai saat jam menunjukkan pukul 04.00 KST. Setelah itu semua kru dan pemain mulai berkemas untuk meninggalkan lokasi syuting dan beristirahat sebelum keesokan harinya mereka harus memulai kembali rutinitas kesibukan yang sama.
Yoona dan sang manajer, Song Kibum, tengah berada dalam perjalanan pulang ke dorm SNSD ketika ponsel yeoja itu menyenandungkan lagu Complete, menandakan ada panggilan masuk ke nomornya. Sepagi ini siapa yang menelepon ya? tanya Yoona dalam hati. Pertanyaannya segera terjawab saat matanya membaca nama yang tertera di layar ponselnya. Kyuhyun Oppa is calling.
“Yeoboseyo? Ne oppa, ini aku. Ada apa?”
“…”
“Ne, aku baru saja selesai syuting dramaku. Kenapa oppa?”
“…”
“Ah, itu. Mianhae oppa, sepertinya aku tidak bisa. Aku capek sekali. Lagipula besok aku masih ada agenda. Jeongmal mianhae oppa.”
“…”
“Hmm, begini saja oppa, bagaimana kalau rencana itu kita lakukan minggu depan saja? Sepertinya agendaku tidak terlalu padat.”
“…”
“Ah, nde, arraseo.”
“…”
“Ne, oppa, gomawoyo. Kau tidak perlu khawatir. Aku kan yeoja yang kuat, haha.”
“…”
“Ne, annyeonghi jumuseyo oppa.”
Klik. Sambungan telepon dimatikan. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Yoona mengatur posisi kursinya dan menyandarkan punggungnya. Kedua mata yeoja itu perlahan tertutup dan beberapa saat kemudian tarikan napasnya mulai naik-turun secara teratur. Manajernya melirik sebentar dan tersenyum lega begitu melihat artisnya tertidur lelap.
Tiga puluh menit kemudian mobil yang dikendarai Yoona dan manajernya telah sampai di sebuah bangunan mirip apartemen berwarna biru. Mobil itu dibawa ke arah basement dan diparkir di salah satu tempat yang berdekatan dengan lift menuju ke lantai di atasnya. Song Kibum mematikan mesin mobil dan melihat ke kursi belakang tempat Yoona tertidur. Ah, yeoja itu belum bangun juga. Bagaimana ini? Dia tertidur pulas sekali. Aku tidak tega membangunkannya, gumam manajer itu. Ia tampak bingung harus melakukan apa ketika sesosok namja tampak menghampirinya dari arah lift yang baru saja terbuka.
“Kibum hyung, sedang apa?” Song Kibum terlonjak kaget dan memutar badannya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya untuk memastikan identitas namja itu. Tubuhnya yang menegang perlahan melemas saat mengenali siapa namja yang berada di hadapannya kini.
“Ah, Kyuhyun-aa. Kau membuatku kaget saja.” Desah sang manajer lega. Setelah itu sekelebat pertanyaan melintas di pikiran sang manajer saat menyadari adanya keganjilan dalam situasi ini.
“Tapi… apa yang sedang kau lakukan di sini Kyu-aa? Kau mau berkeliaran ya?” tanya Song Kibum sambil menyipitkan mata curiga. Kyuhyun melotot tidak percaya mendengar pertanyaan itu.
“Mworago? Aish, tentu saja tidak. Hyung aneh-aneh saja. Meski aku terkenal sebagai evil maknae, tetapi bukan watakku untuk berkeliaran seperti sangkaan hyung. Lebih baik aku bermain game sampai malam daripada berkeliaran.” Jawab Kyuhyun setengah mencibir. Song Kibum menggaruk belakang kepalanya dan mengangguk pelan, membenarkan pernyataan Kyuhyun.
“Ah, benar juga. Lalu apa yang kau lakukan di sini? Bukankah lima jam lagi kau harus bersiap dengan kelompokmu untuk tampil di suatu acara?” tanya Song Kibum lagi. Kyuhyun tampak salah tingkah saat mendengar pertanyaan manajer SNSD yang juga manajer kelompoknya itu.
“Ah, itu, aku… aku hanya ingin membantu hyung.” Jawab Kyuhyun gugup. Song Kibum mengangkat sebelah alisnya keheranan.
“Membantuku? Memangnya apa yang bisa kau bantu?” tanya Song Kibum masih belum bisa menangkap maksud Kyuhyun.
“Itu… aku mau membantu hyung… membawa Yoona ke dormnya.” Jawab Kyuhyun akhirnya. Wajahnya terlihat sedikit merona saat mengucapkan hal itu.
“Ah, itu. Hahaha, baiklah. Aku merasa tertolong. Tapi, apa kau kuat membawa Yoona sampai ke lantai dormnya?” tanya Song Kibum yang tampak meragukan kekuatan fisik Kyuhyun.
“Tentu saja! Hyung jangan meremehkan aku ya. Sudahlah, lebih baik sekarang kubawa Yoona ke atas. Kasihan dia tertidur dengan posisi seperti itu. Pasti terasa tidak nyaman. Lebih baik hyung membantuku membawakan barang-barang Yoona ke atas.” Ujar Kyuhyun akhirnya. Song Kibum hanya mengangkat bahu dan memberi jalan untuk namja itu masuk ke dalam mobil.
Kyuhyun memandang lekat wajah Yoona yang tampak damai dalam tidurnya. Neomu yeoppo, pujinya dalam hati. Dengan hati-hati, ia menyelipkan kedua tangannya ke bawah tubuh Yoona dan mengangkat gadis itu dari kursinya dalam posisi seorang bridal yang digendong pasangannya. Ia mendekap erat tubuh Yoona dalam gendongannya dan mendekatkan tubuh yeoja itu ke dadanya.
“Ayo hyung, kasian Yoona. Dia pasti kedinginan.” Ajak Kyuhyun pada manajer mereka. Song Kibum mengangguk dan mengikuti langkah Kyuhyun ke dalam lift. Mereka memasuki lift dan menekan tombol angka dimana dorm SNSD berada. Tidak sampai lima menit pintu lift terbuka dan menampakkan lorong panjang yang diterangi beberapa lampu. Kyuhyun melangkah keluar dengan Yoona yang masih tertidur pulas di dekapannya dan disusul Song Kibum dengan beberapa barang bawaan yeoja itu. Keduanya melangkah perlahan dan berhenti tepat di depan sebuah pintu yang mereka kenali sebagai pintu dorm SNSD. Song Kibum melangkah ke depan dan menekan bel interkom. Perlu waktu beberapa menit sebelum akhirnya mereka dapat mendengar sebuah suara dari dalam ruangan itu.
“Yeoboseyo? Kaukah itu Kibum oppa?” tanya seorang yeoja yang Kyuhyun kenali sebagai Seohyun, maknae SNSD. Seohyun memang member yang selalu cepat terbangun jika ada suara yang dirasa mengganggu.
“Ne, Seohyun-aa. Tolong bukakan pintunya.” Jawab Song Kibum. Tidak terdengar lagi suara balasan dari interkom dan sebagai gantinya pintu ruangan itu terbuka. Seohyun terlihat masih mengantuk dengan baju piyama bergambar tokoh kartun kodok kesayangannya, Keroro. Yeoja itu berusaha terlihat terjaga saat melihat kedatangan manajernya.
“Ah, Kibum oppa, mana Yoona eonnie? Aku tidak… hah? Kyuhyun oppa? Yoona eonnie? Apa yang…?” Seohyun tampak kebingungan merangkai kalimat pertanyaan dari mulutnya. Yeoja itu hanya bisa menatap Kyuhyun dan Yoona bergantian tanpa tahu harus berkata apa.
“Ah, itu, tadi Kyuhyun-aa menawarkan bantuan untuk membawa Yoona ke sini. Aku tidak tega membangunkannya, tapi aku juga tidak kuat untuk menggendongnya sampai ke dorm kalian. Untunglah Kyuhyun-aa datang.” Jelas Song Kibum panjang lebar. Seohyun tampak mengangguk-angguk mengerti. Sejenak kemudian yeoja itu tersadar dan segera merapatkan tubuhnya ke dinding, memberi jalan pada Kyuhyun untuk membawa Yoona masuk.
“Maaf Seohyun-aa kalau aku mengagetkanmu. Ngomong-ngomong kamar Yoona dimana?” tanya Kyuhyun setelah mereka bertiga masuk ke dalam dorm. Song Kibum meletakkan barang-barang Yoona di atas kursi yang terletak di ruang santai SNSD.
“Kamar Yoona eonnie ada di sebelah sini, oppa. Tapi tunggu sebentar, sepertinya Yuri eonnie masih tidur. Aku akan membangunkannya dulu supaya tidak ada jeritan yang membangunkan seluruh member. Tidak apa-apa kan oppa?” tanya Seohyun meminta persetujuan Kyuhyun. Namja itu mengangguk dan tersenyum maklum. Dia pun tidak mau menjadi penyebab teriakan di dorm yang berisi sembilan yeoja cantik itu.
Setelah berkutat dengan penolakan Yuri dan terjadi adegan kecil tarik-menarik selimut, akhirnya Yuri terbangun dan melangkah keluar kamar. Bahasa tubuhnya yang jelas-jelas menunjukkan kalau yeoja itu masih setengah tertidur langsung terjaga sepenuhnya saat melihat Kyuhyun berdiri di depannya. Terlebih saat kedua matanya turun ke bawah dan melihat Yoona yang berada dalam gendongan namja itu.
“Ya! Apa yang terjadi dengan Yoona? Kenapa kau menggendongnya? Apa dia sakit?” cecar Yuri dengan nada suara yang sedikit keras. Seohyun terpaksa mencengkeram pergelangan tangan yeoja itu untuk mengingatkannya yang justru melotot ke arahnya.
“Eonnie, jangan berteriak seperti itu. Nanti yang lain bangun.” Bisik Seohyun takut-takut.
“Tapi Seohyunie…” Kalimat protesnya segera dipotong oleh perkataan Kyuhyun.
“Yoona hanya tidur, Yuri-aa. Dan aku menggendongnya karena Kibum hyung tidak tega membangunkannya. Tentu kau tidak mengharapkan Kibum hyung menggendong Yoona sampai ke atas sini kan?” jelas Kyuhyun tidak sabar. Tangannya mulai gemetar kelelahan meski ia tidak menyesali keberadaan tubuh Yoona dalam pelukannya.
“Tapi, tapi…” Yuri masih saja berusaha membantah dan terlihat kebingungan.
“Sudahlah Yuri-aa, biarkan aku masuk dan membaringkan Yoona.” pinta Kyuhyun lemah. Yuri yang masih saja terdiam kebingungan tidak cepat merespon permintaan Kyuhyun sehingga Seohyun terpaksa menarik tubuh eonnienya itu untuk menyingkir dan memberi jalan pada Kyuhyun.
“Terima kasih Seohyun-aa.” Ujar Kyuhyun yang dibalas anggukan diam oleh yeoja itu. Kyuhyun masuk ke dalam dan dengan hati-hati meletakkan Yoona ke atas tempat tidur. Selimut putih yang tampak berantakan akibat tragedi tarik-menarik antara Yuri dan Seohyun sebelumnya ditarik namja itu sampai menutupi tubuh Yoona sebatas dada. Matanya menangkap senyuman kecil di wajah Yoona seolah yeoja itu tahu dan berterima kasih pada Kyuhyun. Kyuhyun balas tersenyum kecil. Setelah memastikan Yoona dapat tertidur dengan posisi lebih baik, namja itu melangkah keluar dan membungkuk singkat pada dua yeoja yang terus mengamatinya sedari tadi.
“Kalau begitu aku pulang dulu. Maaf telah membangunkan kalian. Annyeong Yuri-aa, Seohyun-aa.” Pamit Kyuhyun. Yuri balas membungkuk meski pikirannya masih saja dijejali banyak pertanyaan yang membuatnya bingung. Hanya Seohyun yang bereaksi wajar dan memaksa untuk mengatar Kyuhyun dan manajernya sampai ke depan pintu dorm.
“Tidak apa-apa oppa. Terima kasih telah mengantar Yoona eonnie. Mari, aku antar ke depan.” Ajak Seohyun yang mendapat anggukan dari kedua namja itu.
“Baiklah, kalau begitu aku juga pulang dulu. Annyeong Yuri-aa.” Pamit Song Kibum sambil membungkuk singkat dan mengikuti langkah dua maknae dalam kelompoknya masing-masing itu. Setelah berbasa-basi singkat dan berpamitan sekali lagi, Kyuhyun dan Song Kibum berjalan meninggalkan dorm SNSD. Terdengar suara pintu ditutup yang disertai dengan kemunculan Seohyun tak lama kemudian.
“Yuri eonnie, kalau kau masih mengantuk, tidurlah.” Ujar Seohyun lembut. Yuri hanya mengangguk dan akhirnya berhasil memproses dengan baik peristiwa yang baru saja terjadi di depan matanya. Sebelum ia kembali masuk ke dalam kamar, ia memanggil Seohyun.
“Seohyunie?” Seohyun yang baru saja hendak kembali ke kamarnya berbalik menghadap Yuri.
“Ne, eonnie?” Yuri tampak kesulitan mengutarakan apa yang ingin dikatakannya. Ia memandang Seohyun lama sebelum akhirnya ia memutuskan untuk mengucapkannya.
“Noreul gwaenchanayo?”